WARTA KOTA, MENTENG -- Salah satu pedagang peserta Festival Internasional Kuliner dan Budaya Betawi, Cyprine Arudhipta (30) menjual aneka minuman herbal khas betawi.
Satu di antaranya adalah bir pletok.
Meski namanya 'bir', namun minuman khas betawi ini bukan lah bir yang menggunakan alkohol seperti yang dijual di klub malam.
Cyprine menceritakan asal muasal bir pletok yang terkenal sejak zaman penjajahan Belanda.
"Bir pletok sebenarnya minuman penghangat. Jadi zaman dulu kalau orang betawi melihat orang-orang belanda minum bir sebagai penghangat badan," ucap Cyprin di Taman Ismail Marzuki, Jumat (9/3/2018).
Namun minuman beralkohol dilarang untuk diminum masyarakat betawi yang notabene mayoritas beragama Islam. Sehingga masyarakat membuat alternatif lain minuman penghangat badan menggunakan bahan dasar jahe merah.
"Jadi alternatifnya pakai jahe merah. Air jahe dimasukan ke bambu panjang dan pakai batu es. Kemudian pas dikocok bunyinya 'pletok-pletok'. Jadi disebut bir pletok. Itu asal muasalnya," ujarnya.
Selain menjual bir pletok, stand miliknya juga menjual aneka minuman herbal hasil home industry, di antaranya adalah minuman jeruk purut, kunyit asem, kulit manggis dan beras kencur. Sebotol minuman berukuran 300 ml dijual seharga Rp 15.000.
http://wartakota.tribunnews.com/2018/03/09/sejarah-singkat-minuman-khas-betawi-bir-pletok-yang-tidak-bikin-mabuk-meski-namanya-birBagikan Berita Ini
0 Response to "Sejarah Singkat Minuman Khas Betawi Bir Pletok yang Tidak Bikin ..."
Post a Comment