Disaring dari getah bunga kelapa, arak telah menjadi menjadi minuman favorit di Asia Tenggara dan Asia Selatan selama berabad-abad.
Tetapi sekarang produsen arak Sri Lanka mencoba untuk membawa minuman itu ke kancah global, tulis wartawan BBC Ayeshea Perera di Kolombo.
Arak disajikan di beberapa restoran paling trendi di London, seperti Dishoom dan Hoppers.
Dan mendiang penulis makanan dan perjalanan Anthony Bourdain menggambarkannya seperti mencicipi "perpaduan bourbon dan rum, tetapi lebih menendang dan sensasi yang membakar dan wangi yang misterius".
Namun pembuat arak Sri Lanka percaya minuman itu masih jauh di bawah pencapaian semestinya terkait pengakuan dan apresiasi internasional.
Selama bertahun-tahun, arak dianggap "kelas rendahan" untuk dianggap serius sebagai alkohol premium.
Bahkan di Sri Lanka, kaum elit di ibukota Kolombo lebih suka wiski Scotch, anggur atau rum.

Pembuat arak juga harus menghadapi beberapa pemerintahan Sri Lanka yang berpandangan bahwa meski dapat memberikan pendapatan, industri alkohol lokal adalah pengaruh yang buruk bagi masyarakat, bukannya bisnis yang harus dipupuk.
Tempat penyulingan dikenakan pajak yang tinggi, dan iklan alkohol tinggi dilarang.
Terlepas dari hambatan ini, upaya untuk meningkatkan kualitas dan profil minuman di dalam dan di luar negeri tampaknya membuahkan hasil.
http://www.tribunnews.com/internasional/2019/06/08/bagaimana-arak-menjadi-minuman-keras-yang-berkelas-di-londonBagikan Berita Ini
0 Response to "Bagaimana arak menjadi minuman keras yang berkelas di London - Tribunnews"
Post a Comment