REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Kementerian Perdagangan (Kemendag) melalui Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Vancouver terus berupaya meningkatkan ekspor produk makanan dan minuman (mamin). Kini, produk mamin asal Indonesia mulai merambah toko makanan dan jaringan ritel di wilayah Vancouver, Kanada dan sekitarnya.
Kepala ITPC Vancouver Rafika Arfani menjelaskan, pasar Kanada merupakan salah satu pasar sangat potensial bagi produk mamin Indonesia. "Ini mengingat tingginya jumlah imigran asal Asia yang menetap di Vancouver dan sekitarnya," tuturnya dalam rilis yang diterima Republika, Jumat (19/10).
Dengan populasi sebesar 2,46 juta penduduk, Vancouver tercatat sebagai kota terpadat ketiga di Kanada. Etnis Asia di daerah ini mencapai 43,9 persen dari total penduduk Vancouver dengan rumpun dan selera yang cukup serupa. Data ini sekaligus menjadi pasar yang cukup menggiurkan untuk produsen makanan minuman asal Asia, termasuk Indonesia.
Rafika menuturkan, produk Indonesia yang baru saja berhasil menembus pasar Kanada adalah Kokal atau minuman kolang-kaling dari Mustika Ratu dan kerupuk udang mentah serta kerupuk Krobe dari Finna.
Sementara itu, produk Indonesia yang sudah terlebih dahulu masuk di Vancouver dan mudah ditemui di beberapa supermarket terkemuka bahkan hampir di semua gerai Seven Eleven adalah mi goreng Indomie dari Indofood.
Menyusul diminatinya produk tersebut, Indofood kini juga memasarkan Chitato rasa mi goreng. Tak ketinggalan, produk kopi 3 in 1 Kopiko, biskuit Astor, dan Danisa dari Mayora juga menjadi favorit, terutama pada perayaan Natal dan Tahun Baru Imlek. "Bahkan, Danisa kini sudah tersedia di Walmart, salah satu jaringan ritel terbesar di wilayah Vancouver," ujar Rafika.
Berdasarkan data perdagangan Kanada, impor Kanada dari dunia atas produk mamin relatif tinggi. Pada periode Januari-Agustus 2018, impor Kanada untuk produk makanan tergolong dalam kategori roti, kue kering, kue, biskuit dan roti lainnya mencapai 982,06 juta dolar AS. Angka tersebut naik 4,1 persen dari nilai tahun lalu yang tercatat sebesar 943,02 juta dolar AS.
Pada periode yang sama, impor produk minuman kategori minuman nonalkohol, selain bir nonalkohol, selain jus buah/sayuran tercatat sebesar 355,5 juta dolar AS. Angka tersebut turun 7,7 persen dari nilai tahun lalu yang tercatat sebesar 385,18 juta dolar AS.
Adapun nilai impor produk makanan dan minuman pada tahun 2017 masing-masing mencapai 1,48 miliar dolar AS dan 563,1 juta dolar AS.
Rafika mengatakan, melihat cukup tingginya impor atas produk mamin tersebut, Indonesia mempunyai peluang besar untuk bersaing dengan produk dunia lainnya dalam memenuhi permintaan pasar Kanada. "Diharapkan, ke depannya akan semakin banyak produk unggulan Indonesia yang dapat diekspor dan menembus pasar Kanada," ujar Rafika.
https://republika.co.id/berita/ekonomi/korporasi/18/10/19/pgtsty383-produk-makanan-dan-minuman-indonesia-serbu-pasar-kanadaBagikan Berita Ini
0 Response to "Produk Makanan dan Minuman Indonesia Serbu Pasar Kanada"
Post a Comment