Search

Korban akibat miras oplosan di Bandung terus bertambah ...

Korban minuman keras (miras) oplosan terus berjatuhan, dan hingga Selasa (10/4) pukul 11.00 WIB, jumlah korban tewas mencapai 51 orang dan dicemaskan bisa terus bertambah.

Setidaknya 100 orang yang juga mengkonsumsi minuman keras buatan itu masih dirawat di sejumlah rumah sakit di Cicalengka, Bandung dan Sukabumi.

Peristiwa ini terjadi berbarengan di Cicalengka Kabupaten Bandung, Rancabolang Kota Bandung dan Pelabuhan Ratu Kabupaten Sukabumi.

"Korban masih bertambah," ungkap Kapolda Jawa Barat Irjen Polisi Agung Budi Maryoto kepada wartawan di Bandung, seperti dilaporkan wartawan Julia Alazka untuk BBC Indonesia.

"Yang meninggal di RSUD Cicalengka 31 orang, RS AMC Cileunyi 7 orang, RS Majalaya 3 orang. Ditambah, korban tewas di Kota Bandung 4 orang, Pelabuhan Ratu 6 orang, totalnya 51 orang," tambahnya.

Lebih lanjut Agung menjelaskan, kasus keracunan miras oplosan ini terjadi di sejumlah titik. Di Cicalengka, korban berasal dari empat titik kumpul yang membeli miras oplosan dari penjual yang sama.

"Yang jual hanya di satu titik, kedua penjual sudah ditangkap, termasuk yang di Polrestabes Bandung itu satu titik penjualnya, sudah kita tangkap. Kemudian yang di Pelabuhan Ratu penjualnya sudah kita tangkap," kata Agung.

Polisi dibantu BP POM dan Kedokteran Forensik Mabes Polri telah mengambil sampel darah, urin, dan cairan lambung para korban untuk diteliti lebih lanjut, kemudian dibandingkan dengan miras oplosan yang diminum korban. Hasilnya, kata Agung, baru akan diketahui sekitar 3 hingga 4 hari ke depan.

Sebelumnya, polisi telah menyita sebanyak 3000 botol dan 25 jerigen miras oplosan dari tersangka AT yang berjualan di Rancabolang Kota Bandung.

Untuk kasus yang di Rancabolang, AT mencampur cairan yang diduga ginseng dengan obat batuk, dan losion anti nyamuk.

"Modusnya adalah mencampurkan ginseng, kemudian dioplos dengan obat batuk Komix, sama Autan," ungkap Agung, saat menggelar jumpa pers di Mapolresta Bandung, Jalan Merdeka Kota Bandung, Senin 9 April 2018.

Polisi akan mengusut korelasi kejadian di Cicalengka dan di Rancabolang, "apakah masih satu produk atau satu jaringan," ujar Agung.

Sementara itu, Direktur Utama RSUD Cicalengka Yani Sumpena mengatakan, korban miras oplosan berkisar antara 19 hingga 52 tahun. Satu di antaranya adalah perempuan.

Yani menjelaskan, kondisi korban saat datang ke rumah sakit umumnya mengalami keluhan yang serupa, yaitu mual, muntah, pusing, penurunan kesadaran, dan penglihatan rabun.

Sedangkan, korban yang meninggal, "kemungkinan ada organ di dalam yang rusak sehingga terjadi kerusakan atau ketidakberfungsian organ," kata Yani saat dihubungi melalui sambungan telepon.

Menurut pengakuan seorang korban di Cicalengka, miras oplosan itu mereka beli dan konsumsi pada Kamis (05/04), namun dampak kerusakannya pada tubuh baru dirasakan akhir pekan.

Miras jenis ginseng berwarna kuning yang dikemas dalam botol air mineral dibeli di rumah tersangka berinisial S, di daerah Kampung Bojong Asih Bypass, Desa Cicalengka Wetan, Kecamatan Cicalengka.

Razia setiap hari

Setelah jatuh korban, Polres Bandung menggelar razia miras oplosan dan melakukan olah tempat kejadian perkara di rumah tersangka.

Di Jawa Barat saja, ini merupakan kasus miras maut yang kelima di Jawa Barat yang terjadi di sejak awal 2018.

Kasus pertama terjadi di Ciamis yang menewaskan empat orang pada 3 Januari 2018.

Kasus kedua menewaskan sembilan orang di Padalarang, Kabupaten Bandung Barat, pada 8 Januari 2018.

Kasus ketiga, satu dari tujuh orang pemuda tewas setelah menenggak miras oplosan di Cikidang, Sukabumi, pada 11 Januari 2018. Kasus keempat, sembilan orang tewas akibat miras oplosan di Depok, pada 4 April 2018.

Maraknya kasus miras oplosan yang memakan korban jiwa mendorong Kapolda Jawa Barat, Irjen Polisi Agung Budi Maryoto, menginstruksikan jajarannya untuk menggelar razia miras oplosan setiap hari.

Let's block ads! (Why?)

http://www.bbc.com/indonesia/indonesia-43693188

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Korban akibat miras oplosan di Bandung terus bertambah ..."

Post a Comment

Powered by Blogger.